Perumpamaan takabbur dan tawadhuk ialah seperti gunung dan tanah pamah.
Gunung itu kukuh, keras dan kaku sampai akar-akar pohon tidak mampu tembus masuk lalu ia gersang sedang tanah pamah itu lembut, lolos dan poros lalu dengan mudah akar-akar pohon tembus subur.
Gunung itu tinggi maka ia dingin sampai pepohon tidak mampu menahan hidup sedang tanah pamah itu hangat lalu sesuai untuk pohon nyaman merimbun menjadi pula tempat untuk menumpang teduh.
Dan apabila hujan turun air tidak lekat pada gunung yang tinggi curam itu tambah lagi tiada banyak akar pohon yang memegang air lalu ia kontang sedang tanah pamah itu lapang dan landai maka mampu menakung air.
Gunung itu tinggi, berandang, tampak ia dari kejauhan oleh sekalian khalayak makhluk sedang tanah pamah yang rendah tersembunyi dan hanya yang punya daya upaya bakal menemui.
Sungguh tiada salah pada jabal tiada juga pada ranah kerana keduanya tidak sanggup menanggung amanah. Melainkan sebagai misalan buat manusia sebagai fikiran. Sedang gunung atau jabal itu jika turun Kitab padanya, merendah diri ia dan akan pecah-belah dan hancur-luluh ia lantaran takutkan Tuhan.
Post a Comment